Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Review Yummy App: Enak dan Sederhana ala Anak Kos

Gambar
Mengingat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan social distancing membuat kebanyakan anak rantau terutama yang tinggal di kos-kosan tidak bisa pulang ke kota asalnya. Salah satunya adalah saya yang harus menetap di perantauan dengan kegiatan diluar yang sangat dibatasi. Walaupun begitu, kegiatan masak untuk makanan sehari-hari, saya tidak perlu bingung dengan bahan dan alat seadanya. Saya selalu punya cara untuk menghasilkan berbagai masakan yang enak dan sederhana ala anak kos. Saya cukup menggunakan Yummy App , salah satu aplikasi resep makanan yang tidak hanya buat kita bisa memasak, namun juga bisa mendapatkan keuntungan lain dari aplikasi ini. Apa saja keuntungannya? Kita dapat menemukan berbagai resep makanan ala anak kos yang bisa kita coba setiap harinya. Mulai dari masakan sederhana hingga masakan mewah ala resto juga bisa kita lakukan dengan bahan dan alat dapur anak kos-kosan. Dan kalian tidak perlu bingung untuk cara dan langkah memasaknya, karena Yu

pulang.

Gambar
Pernah terpikir ngga saat kalian merantau dan kemudian kembali ke kota asal, salah satu keluarga sudah dipanggil ke sisi-Nya. Bagaimana rasanya? Ini yang kualami mulai tadi malam sampai sekarang pagi buta. Adik kecil yang paling ramah banget, penyuka squishy, penyayang kucing, cita-cita setinggi langit, kemana-mana selalu senyum, dan hal yang baik ada padanya ini pulang ke pangkuan Allah. Engga sanggup ngebayangin gimana nanti pas pulang, kumpul keluarga lagi, dan ingat kebiasaan lucunya setiap ketemu abang-kakaknya. Dia yang paling sering menghibur siapapun, menanyakan apapun kepada orang yang dilihatnya. Dia yang sering peka pada kesedihan orang-orang sekelilingnya, yang mana akan dibuatnya tertawa dalam sekejap. YaAllah, dia masih kecil. Bahkan, belum menginjak kelas SMP. Not. Not just this once . Minggu lalu, Nenek juga pulang karena wabah virus yang lagi terjadi. Mengikut suaminya yang sudah pergi dari dua minggu sebelumnya. Pukulan telak. Dalam 2 bulan kehilangan 3 angg

sidang.

Gambar
Cerita sidang kuliah pertama tanggal 22 Agustus 2019. Engga nyangka ya akhirnya bisa lulus? Bisa melewati semuanya. Walaupun ngga total dan banyak mainnya. 3 tahun bukan waktu sebentar untuk 1 hari pengujian yang mana bakal nentuin kita lulus atau ngga. Ya, meskipun kita tahu ujungnya juga semua bakal diluluskan. Hari sidang, aku kedapatan jadwal pagi jam 7.30. Degdegan? Of course . Antara mau nangis karena takut jaringan di gedung ngga memadai atau karena kedapatan dosen penguji yang terkenal killer. Yang paling benar adalah pilihan kedua. Hasil nilai sidang kami memang tidak memuaskan, ketimbang nilai teman-teman yang lain. Menyentuh angka 90 aja juga tidak :") Rasanya seperti.... iri, mungkin. Sesudah pembagian hasil dan membagi makanan ke panitia dan dosen sidang, aku menelfon Mama dan mengatakan sidang aku lancar tapi nilaiku tidak. Karena memang dasarnya cengeng, aku nangis sejadi-jadinya di toilet. Beliau bilang itu sudah lebih dari cukup. Menjelang siangnya,
Sabtu, 22 Oktober 2017 Pukul 9 lewat kami para relawan PHBD beserta Panitia relawan berangkat menuju Langkat dimana Desa Jaring Halus berada. Selama di perjalanan, syukurnya bus yang kami tumpangin tidak ada kendala apapun. Kami sampai di Langkat dan baru akan naik perahu ketik waktu Zuhur akan tiba. Butuh waktu 45 menit menuju Desa Jaring Halus. Bisa saya lihat, daratan begitu kecil di sana serta pepohonan dan air yang menemani perjalan kami. Akhirnya setiba di Desa Jaring Halus, ini lah yang saya tunggu, reaksi dari anak-anak di sana yang begitu riang menyambut kedatangan kami. Beberapa dari mereka ada yang langsung menanyakan nama kami, menyalam sampai menarik tangan kami selama berjalan ke rumah Sekretaris Desa. Setelah meletakkan barang-barang dan bawaan lainnya, kami melakukan ibadah Zuhur, selagi beberapa panitia di SekDes menyiapkan makan siang. Lalu, kami berlanjut kegiatan mengajar di sekolah. Saat itu juga saya sadar, anak-anak di sini berdominan