sidang.
Cerita sidang kuliah pertama tanggal 22 Agustus 2019.
Engga nyangka ya akhirnya bisa lulus? Bisa melewati semuanya. Walaupun ngga total dan banyak mainnya.
3 tahun bukan waktu sebentar untuk 1 hari pengujian yang mana bakal nentuin kita lulus atau ngga. Ya, meskipun kita tahu ujungnya juga semua bakal diluluskan.
Hari sidang, aku kedapatan jadwal pagi jam 7.30. Degdegan? Of course. Antara mau nangis karena takut jaringan di gedung ngga memadai atau karena kedapatan dosen penguji yang terkenal killer.
Yang paling benar adalah pilihan kedua. Hasil nilai sidang kami memang tidak memuaskan, ketimbang nilai teman-teman yang lain. Menyentuh angka 90 aja juga tidak :")
Rasanya seperti.... iri, mungkin.
Sesudah pembagian hasil dan membagi makanan ke panitia dan dosen sidang, aku menelfon Mama dan mengatakan sidang aku lancar tapi nilaiku tidak. Karena memang dasarnya cengeng, aku nangis sejadi-jadinya di toilet. Beliau bilang itu sudah lebih dari cukup.
Menjelang siangnya, Ayah ikut menelfon. Sambil minta maaf karena ngga bisa datang sidang. Lagi-lagi aku ngga bisa nahan diri untuk bilang nilaiku hanya pas-pasan. Beliau mencoba menghibur, bilang hidup ngga seputar soal nilai.
Aku tahu, mungkin aku yang kurang bersyukur atau terlalu banyak bermain sewaktu kuliah.
Terlewati kesedihan karena nilai sidang yang ngga seberapa. Beberapa teman di organisasi datang ke gedung sambil mengajak untuk pergi. Legah, karena akhirnya bisa menjauh dari temen-temen prodi yang super toxic soal nilai.
Ah ya, hari sidang aku bersamaan dengan hari sedang temen seorganisasiku —yang selama ngerjain TA selalu bareng kemana-mana—. Padahal kami beda jurusan..
This is she...
Antara jodoh atau cuma kebetulan, sidang kami berbarengan. She's always been with me all this time.
Beruntung, bisa kenal dia. Sangat. No, not only her. Tapi mereka semua.. i'm so lucky to have them.
Engga nyangka ya akhirnya bisa lulus? Bisa melewati semuanya. Walaupun ngga total dan banyak mainnya.
3 tahun bukan waktu sebentar untuk 1 hari pengujian yang mana bakal nentuin kita lulus atau ngga. Ya, meskipun kita tahu ujungnya juga semua bakal diluluskan.
Hari sidang, aku kedapatan jadwal pagi jam 7.30. Degdegan? Of course. Antara mau nangis karena takut jaringan di gedung ngga memadai atau karena kedapatan dosen penguji yang terkenal killer.
Yang paling benar adalah pilihan kedua. Hasil nilai sidang kami memang tidak memuaskan, ketimbang nilai teman-teman yang lain. Menyentuh angka 90 aja juga tidak :")
Rasanya seperti.... iri, mungkin.
Sesudah pembagian hasil dan membagi makanan ke panitia dan dosen sidang, aku menelfon Mama dan mengatakan sidang aku lancar tapi nilaiku tidak. Karena memang dasarnya cengeng, aku nangis sejadi-jadinya di toilet. Beliau bilang itu sudah lebih dari cukup.
Menjelang siangnya, Ayah ikut menelfon. Sambil minta maaf karena ngga bisa datang sidang. Lagi-lagi aku ngga bisa nahan diri untuk bilang nilaiku hanya pas-pasan. Beliau mencoba menghibur, bilang hidup ngga seputar soal nilai.
Aku tahu, mungkin aku yang kurang bersyukur atau terlalu banyak bermain sewaktu kuliah.
Terlewati kesedihan karena nilai sidang yang ngga seberapa. Beberapa teman di organisasi datang ke gedung sambil mengajak untuk pergi. Legah, karena akhirnya bisa menjauh dari temen-temen prodi yang super toxic soal nilai.
Ah ya, hari sidang aku bersamaan dengan hari sedang temen seorganisasiku —yang selama ngerjain TA selalu bareng kemana-mana—. Padahal kami beda jurusan..
This is she...
Beruntung, bisa kenal dia. Sangat. No, not only her. Tapi mereka semua.. i'm so lucky to have them.
(walaupun orang-orangnya masih ngga lengkap, tapi sayaaaaaaaaang bgt❤)
Oke, sekian hari ini. I'll come back later!
Komentar
Posting Komentar